Friday 10 October 2014

PRAKONSEPSI II



3.1 Persiapan Saat Masa  Prakonsepsi
Agar masa kehamilan, kelahiran dan bayi yang terlahir nantinya sehat, calon ibu dan ayah perlu menyiapkan diri di masa prakonsepsi. Diantaranya dengan mengonsumsi makanan pendukung kesehatan di masa prakonsepsi, seperti :
  • Mengonsumsi protein yang akan meningkatkan produksi sperma. Hal dilakukan dengan mengonsumsi telur, ikan, daging dan tempe.
  • Asam folat, penting bagi calon bunda sejak prakonsepsi sampai kehamilan trimester pertama. Berperan dalam perkembangan sistem saraf pusat dan darah janin. Dengan mengonsumsi makanan yang cukup mengandung asam folat untuk mengurangi resiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. Makanlah sayuran hijau tua, jeruk, alpukat, hati sapi, kedelai, dan tempe.
  • Vitamin A dan E. Jika seseorang kekurangan vitamin A dan E akan mengakibatkan , pembentukan sperma ayah akan terhambat. Asupan vitamin A dan E dapat diperoleh dari mamakan  hati, sayuran, buah warna merah (vitamin A), tauge (vitamin E)
  • Cukupi zat seng. Bagi bunda, seng membantu produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi. Bagi ayah, melancarkan pembentukan sperma. Makanlah kerang, daging, telur, biji-bijian dan kacang-kacangan
  • Cukupi zat besi, karena kekurangan zat ini membuat siklus ovulasi (pelepasan sel telur) bunda terganggu. Sumbernya zat besi ini dapat diperoleh dari hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk dan serealia yang diperkaya zat besi
  • Fosfor. Jika kekurangan zat fosfor dapat menurunkan kualitas sperma calon ayah. Makanan yang kaya akan fosfor terdapat pada susu dan ikan teri.
Cara mendeteksi dini terjadinya pembuahan sejak terjadinya hubungan adalah sebagai berikut :
  1. Ukur suhu tubuh ketika bangun pagi sebelum beranjak dari tempat tidur, sebelum ke kamar mandi. Temperatur tubuh akan sedikit turun sebelum pembuahan terjadi dan kemudian akan naik lagi. Suhu tubuh akan terus meningkat di dua hari berikutnya, berkisar antara 0,4 – 0,6 derajat lebih tinggi dari suhu tubuh normal.
  2. Terjadi tidak nyaman di area perut bagian bawah. Beberapa perempuan mengalami rasa nyeri di perut bawah di saat mulai terjadinya pembuahan. Bisa jadi akan mengalami  rasa sakit di punggung bawah. Namun rasa sakit dan nyeri ini hanya berlangsung sebentar-sebentar saja.
  3. Perhatikan keluarnya cairan dari vagina. Cervical mucus menjadi lebih tipis dan mengeluarkan cairan ketika mendekati pembuahan.
  4. Cermati perubahan pada warna di bibir vagina, yang juga merupakan indikasi terjadinya ovulasi. Warna normal adalah pink (merah muda) dan ketika seorang wanita mengalami ovulasi, warnanya berubah menjadi lebih pucat.
Cara termudah mendata dan mengomunikasikan beberapa masalah emosi yang tidak terselesaikan adalah dengan melakukan journaling atau membuat catatan “perjalanan” prakonsepsi, seperti Jurnal Prakonsepsi. Langkah-langkah journaling:
1.      Cari waktu berkomunikasi dengan pasangan. Rencanakan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukannya, agar masing-masing orang merasa nyaman dan leluasa. Lalu, ciptakan suasana yang relaks dan nyaman, agar pasangan dapat fokus melakukan refleksi dan komunikasi.
2.      Buat semacam daftar pertanyaan. Pasangan harus menjawab  masing-masing pertanyaan tersebut secara terbuka. Jadi, ketika pasangan menjawab, wanita wajib mendengarkan, demikian pula sebaliknya.
3.      Panduan pertanyaan. Beberapa pertanyaan berikut ini dapat menjadi panduan, namun pasangan dapat menambahkan beberapa pertanyaan lain untuk menggali masalah secara lebih menyeluruh.
Cara untuk menyambut kehadiran buah hati antara lain :
1.      Bicarakan kehamilan.
Bicarakan topik kehamilan antara suami dan istri untuk saling tukar perasaan, optimisme, kekhawatiran, termasuk membahas perubahan yang akan terjadi baik pada calon ibu, situasi finansial dan lain-lain. Dengan pembicaraan itu, pasangan  akan memiliki, atau akan terbuka untuk saling menyesuaikan, sikap dan cara pandang terhadap kehamilan dan  hadirnya anak di dalam keluarga.
2.      Siap-siap menghadapi perubahan istri sebagai dampak kehamilan
Keadaan fisik wanita saat menghadapi kehamilan pasti akan berubah, begitu pula dengan suasana hatinya . Sejak awal, kemungkinan yang akan terjadi, bahkan yang terburuk sekali pun. Misalnya saja, kemungkinan harus berhenti bekerja karena kehamilannya bermasalah. Dengan demikian setiap masalah bisa diantisipasi, sehingga segala hal yang terjadi di kemudian hari pada masa-masa kehamilan dapat diatasi.
3.      Belajar bersama.
Baca buku bersama dan diskusikan hal-hal yang menarik perhatian antar suami dan istri.
4.      Tambah kadar tanggung jawab.
Menjadi ayah bukan tradisi turun-temurun atau sekadar status sosial, melainkan ibarat profesi yang menuntut tanggungjawab yang berat. Tanggung jawab ayah kini adalah melindungi istri yang hamil dan menyiapkan kedatangan bayi, baik secara finansial (mengumpulkan uang untuk biaya kehamilan dan persalinan), fisik (menjadi ayah siaga -siap antar jaga) dan emosi (memberi dukungan tak putus-putus untuk setiap keluhan dan masalah istri).
5.      Be positive.
Kehamilan, persalinan dan memiliki anak adalah peristiwa besar yang berisiko. Selalu berpikir dan bersikap positif bila tertimpa musibah, akan meringankan beban.
6.      Komitmen ikut terlibat dalam kehamilan dan mengurus bayi.
Mulailah dengan komitmen mengantar istri setiap kali memeriksa kandungan ke dokter. Bila bayi telah lahir, bantu istri merawatnya, seperti memandikan, mengganti popok atau menidurkan bayi. Itu akan sangat meringankan tugas istri dan merekatkan hubungan ayah dengan istri dan dengan bayi.
7.      Ubah gaya hidup.
Mulailah merubah gaya hidup seperti bersikap seolah-olah bahwa ayah juga hamil, misalnya berhenti merokok, tidak makan atau jajan sembarangan, tidak berpesta sampai jauh malam, dan tidak minum minuman beralkohol.
Ada banyak cara meningkatkan kesuburan. Salah satunya dengan mengonsumsi nutrisi yang menunjang kesuburan calon ayah dan ibu. Tanpa mengabaikan peran zat gizi lain, beberapa vitamin dan mineral sebaiknya menjadi perhatian pasangan yang tengah merencanakan kehadiran sang buah hati. Sebenarnya jika mengkonsumsi  makanan dengan pola gizi seimbang, kebutuhan tubuh akan vitamin dan mineral bisa terpenuhi. Namun, vitamin dan mineral mudah hilang dalam proses pengolahan makanan.

Di bawah ini ada beberapa zat gizi dan sumber bahan makanan yang sebaiknya diperhatikan untuk menunjang kesuburan :
·         Vitamin A, berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat. Terdapat di hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak seperti salem dan makarel, brokoli, wortel, bayam, tomat.
·         Vitamin D, kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat diperoleh dari telur, mentega, minyak ikan, ikan tuna, ikan salmon.
·         Vitamin E, meningkatkan kemampuan sperma membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, kecambah, tauge.
·         Vitamin B6, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbanan hormon. Padahal keseimbangan hormon estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan. Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, sayur kol.
·         Vitamin C, pada wanita vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan pembentukan sel telur.Selain itu sebagai antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan) yang mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi. Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya,mangga, sawi, tomat, cabai merah.
·         Seng (Zn), berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga pembentukan sperma yang sehat. Sumber seng antara lain makanan hasil laut (seafood), daging, kacang-kacangan, padi-padian, produk olahan susu.
·         Selenium (Se), berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain beras, kuning telur, seafood, daging, bawang putih, tomat, ikan tuna, susu.

PRAKONSEPSI




2.1 PENGERTIAN PRAKONSEPSI
            Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.
2.2 TUJUAN PRAKONSEPSI
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat awitan kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun kehamilan bagi beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan yang memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan kehamilan.
2.3 MANFAAT PRAKONSEPSI
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat.

Thursday 15 May 2014

KEPUTIHAN




PENDAHULUAN
Mengapa membahas topik keputihan?
Menurut penelitian yang dilakukan Zubier (2002), jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan sekitar 75%, sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%. Sementara itu berdasarkan penelitian dari Octaviyanti (2006) untuk wanita Indonesia yang mengalami keputihan berjumlah 75%. Dimana 90% keputihan merupakan salah satu tanda kasus kanker leher rahim. Penderita kanker leher rahim di negara maju seperti Amerika Serikat, mencapai sekitar 12.000 per tahun dan untuk penderita kanker leher rahim di Indonesia di perkirakan 90-100 per 100.000 penduduk (Nasdaldy, 2006).
Saat ini masih banyak wanita di negara berkembang, termasuk Indonesia kurang mendapat informasi dan pelayanan terhadap penyakit kanker leher rahim yang sering ditandai dengan keputihan. Ini disebabkan karena tingkat ekonomi rendah dan tingkat pengetahuan wanita yang kurang tentang kesehatan reproduksi (Meutia, 2008). Data di atas menunjukkan kejadian keputihan pada wanita cukup tinggi, akan tetapi karena wanita sering beranggapan keputihan sebagai salah satu gejala premenstrual syndrom, sedikit sekali wanita yang berusaha untuk mengobati keputihan padahal keputihan adalah gangguan kesehatan yang perlu segera diobati dan dicari penyebabnya karena selain menyebabkan kanker leher rahim dapat menyebabkan kemandula, kehamilan diluar kandungan bahkan kematian (Indarti, 2004). Sehingga pada kesempatan ini sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai keputihan.

Apa yang sebenarnya dimaksud dengan keputihan?
Keputihan didefinisikan sebagai keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental), dalam warna (jernih, putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau). (Manuaba, 2004).
Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan (Sugi Suhandi, 2009).


Bagaimana keputihan dianggap normal atau tidak normal?
Keputihan fisiologis atau keputihan normal adalah keputihan yang biasanya terjadi setiap bulannya, biasanya muncul menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa subur. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa perih atau nyeri saat penderita buang air kecil.

Tanda dan Gejala keputihan?
Berikut hal-hal yang dapat membedakan antara keputihan normal dan tidak normal.
Keputihan normal (fisiologis)
  • Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer.
  • Tidak mengeluarkan bau yang menyengat
  • Gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid dan tanda masa subur pada wanita tertentu.
  • Remaja putri kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
  • Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.

Keputihan abnormal
  • Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu dari alat kelamin. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa.
  • cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat.
  • Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat mengakibatkan iritasi pada vagina.
  • Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma.


Mengapa penting untuk mengetahui keputihan yang tidak normal dan penyebabnya?
Pentingnya untuk mengetahui keputihan yang dialami merupakan keputihan yang normal atau tidak adalah untuk mewaspadai adanya kelainan atau indikasi terhadap awal terjadinya suatu penyakit-penyakit infeksi terutama kanker pada alat reproduksi.
Penyebab keputihan secara umum adalah:
  • Ketidakseimbangan hormon
  • Gejala suatu penyakit tertentu
  • Rusaknya keseimbangan biologis dan keasaman (ph) lingkungan vagina.
  • Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis
  • Sering menggunakan WC Umum yg kotor
  • Tidak mengganti panty liner
  • Membilas vagina dari arah yang salah.
  • Sering bertukar celana dalam/handuk dgn orang lain
  • Kurang menjaga kebersihan vagina
  • Kelelahan yang amat sangat
  • Stress
  • Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
  • Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
  • Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
  • Tinggal di daerah tropis yang lembap
  • Lingkungan sanitasi yang kotor.
  • Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
  • Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
  • Kadar gula darah tinggi
  • Sering menggaruk vagina

TIPS Bagaimana caranya menjaga agar keputihan tetap normal dan tidak membahayakan kesehatan?
Adapun beberapa cara pencegahan untuk menjaga keputihan tetap normal dan tidak membahayakan kesehatan yaitu :
1.      Membersihkan bagian luar kemaluan selepas buang air kecil atau air besar, menggunakan air bersih.
2.      Ketika haid, sering mengganti pembalut wanita terutama pada hari-hari yang banyak darah keluar. Ini karena darah adalah media yang sesuai untuk kuman membiak. Bagi wanita yang menggunakan tampon mereka perlu ingat untuk menukarnya.
3.      Hindari menyabun pada alat kelamin kerana ia mungkin menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatal. Setengah wanita sensitif dan alergi pada pewangi dalam buih sabun.
4.      Pasangan suami istri hendaknya membersih alat kelamin dengan air sebelum dan selepas hubungan seks untuk kebersihan yang optimal.
5.      Hindari memakai pakaian dalam sintetik yang terlalu ketat kerana menyebabkan kulit berkeringat, tidak ada peredaran udara pada kulit dan akhirnya meningkatkan kuman berkembang biak. Pakaian dalam perlu diganti setiap hari dan pada hari-hari mengalami keputihan, boleh memakai panty liner tetapi diperhatikan pula frekuensi pemakaiannya.
6.      Diet. Perbanyak makan makanan yang mengandung antioksidan (brokoli, bawang putih, pepaya, kedelai, tomat, semangka, bayam dan alpukat) dan vitamin seperti vitamin A, C, dan E. Begitu juga vitamin B kompleks dan D direkomendasikan untuk daya tahan tubuh. Lakukan diet lengkap dan seimbang dengan mengonsumsi cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat, dan konsumsi gula sebaiknya tidak berlebihan.
  1. Jangan menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat vagina harum atau kering. Bedak sangat kecil dan halus, hal ini mudah terselip dan tidak dapat terbersihkan, sehingga mengundang datangnya jamur pada vagina.
  2. Keringkanlah selalu vagina anda setelah mandi, cebok atau mencui vagina sebelum anda berpakaian
  3. Pakailah selalu pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu untuk membawa cadangan guna berjaga-jaga jika celana dalam anda perlu diganti
  4. Gunakan celana luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu seirng menggunakan celana luar yang ketat, hal ini dapat menyebabkan sirkluasi di daerah kewanitaan terganggu.
  5. Gunakan celana dalam dari bahan katun, karena bahan katun mampu menyerap keringat.
  6. Panty liner digunakan saat dirasa perlu saja, janga digunakan terlalu lama.
  7. Jika anda stress, ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran anda sejenak. Karena stress juga dapat memacu keputihan
  8. Kurangi untuk kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan dan banyak mengeluarkan keringat, atau jika sudah melakukan aktivitas tersebut, segera mandi dan bersihkan tubuh anda khususnya daerah kemaluan.