Monday 29 April 2013

MASA KLIMAKTERIUM




A.    PENGERTIAN
Klimakterium dimulai dari akhir fase reroduksi sampai awal fase senium. Masa ini adalah suatu jangka waktu dimana wanita menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi hormon-hormon oleh indung telur. Masa klimakterium meliputi masa premenopause, menopause, pasca menopause dan ooforopause. Periode ini berlangsung beberapa tahun, kadang-kadang sampai lebih dari 10 tahun, antara usia 40 sampai 65 tahun.
a.       Premenopause adalah masa 4 sampai 5 tahun sebelum menopause yang ditandai dengan adanya keluhan klimakterium dan erdarahan yang tidak teratur.
b.      Perimenopause adalah masa diman atubuh mulai bertransisi menuju menopauase. Masa ini bisa terjadi selama 2 hingga 8 tahun ditambah satu tahun di akhir periode menuju menopause. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda berhentinya masa reproduksi.
c.       Menopause artinya berhenti haid, terjadi dalam masa klimakterium pada usia sekitar 50 tahun.
d.      Pascamenopause adalah masa 3 – 5 tahun setelah menopause
e.       Ooforopause adalah saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya.    
       
Gambar 1. Fase Klimakteria

B.     PROSES TERJADINYA KLIMAKTERIUM
Menopause terjadi karena habisnya folikel (sel telur) pada indung telur. Jumlah sel telur ketika seorang wanita dilahirkan adalah ± 733.000 dan jumlah ini terus berkurang selema masa kanak-kanak dan masa reproduksi. Pada usia 39 – 45 tahun jumlah sel telur kira-kira 10.900.
Pada setiap siklus haid sebanyak 10 – 15 sel telur akan dipersiapkan untuk berkembang, tetapi umumnya hanya 1 folikel yang akan berkembang pesat dan mengalami ovulasi (pelepasan sel telur dari folikel indung telur). Sisanya dan juga sebagian besar sel telur akan mengalami hambatan perkembangan, pengisutan dan penyerapan. Dengan demikian proses pemusnahan folikel berlangsung cepat. Semakin sedikit folikel yang berkembang semakin berkurang pembentukan hormon estrogen dan progesteron.
Selain itu, kekuatan atau kelenturan alat kelamin luar (vagina dan vulva) menurun, demikian juga jaringan alat tubuh lainnya yang berada di bawah pengaruh hormon estrogen. Pada umumnya menopause terjadi antara umur 45 – 50 tahun. Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit, antara lain anemia (kekurangan sel darah merah) dan tuberkulosis. Selain itu menopause dapat terjadi secara buatan sebagai akibat pembedahan dan pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan dengan sinar radiasi.
Gambar 2. Proses terjadinya klimakterium

C.    TANDA-TANDA AWAL PADA MASA KLIMAKTERIUM
1.      Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur, biasanya datang interval waktu lebih lambat atau lebih awal dari biasanya.
2.      Haid yang keluar banyak sekali atau sangat sedikit. Ini disebabkan karena pengaruh hormon atau letupan hormon  yang tidak stabil pada diri seseorang.
3.      Muncul gangguan vasomotoris berupa penyemitan atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah.
4.      Merasa pusing-pusing, disertai sakit kepala terus menerus.
5.      Berkeringat tidak hentinya.
6.      Neuralgia atau gangguan/sakit saraf dan lain-lain.
               
D.    KELUHAN PADA KLIMAKTERIUM
Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya keluhan pada masa klimakterium :
1.      Penurunan fungsi indung telur yang berkaitan dengan perubahan kesimbangan hormonal
2.      Pengaruh sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dapat mempengaruhi keadaan gizi, kesehatan, dan taraf pendidikan.
3.      Faktor psikologik, termasuk hubungan interpersonal dengan suami,anggota keluarga dan masyarakat sekitar 
Berdasarkan penelitian pada tahun 1980 terhada 1000 wanita usia klimakterium di Inggris. Dalam penelitian sebanyak 16% dari wanita tersebut tanpa keluhan, 62% diantaranya merasakan adanya gejolak rasa panas (rona merah / hot flushes) tetapi umumnya tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Ternyata hanya 10-15% dari wanita-wanita tersebut memerlukan pengobatan.

E.     PERUBAHAN-PERUBAHAN ORGANIK PADA KLIMAKTERIUM
1.      Organ reproduksi
-          Saluran telur tuba mengalami penipisan ada selaut lendir dan akhirnya rambut getar yang berfungsi menyalurkan sel telur atau hasil pembuahan akan menghilang
-          Rahim (uterus) mengecil dan endometrium (selaput rahim) atrofi (menipis)
-          Leher rahim (serviks) organ ini mengkerut hingga berselubung dengan dinding vagina, selurannya memendek dan menyempit
-          Liang sanggama (vgina) elastisitasnya berkurang,lipatan-lipatan menghilang, dinding menipis, mengalami kekeringan sehingga mudah mengalami perlukaan
-          Vulva akan kehilangan jaringan lemak dan mengakibatkan pengurangan lipatan bibir kemaluan dan berkurangnya tonjolan
-          Jaringan dasar panggul mengalami atrofi (degenerasi atau penyusutan yang mengakibatkan pengecilan ukuran akibat kesalahan dalam penggunaannya, disebabkan kekurangan gizi atau gangguan persarafan). Hilangnya tonus ketegangan otot dalam keadaan istirahat dan elastisitasnya dapat menyebabkan prolapsus uterovaginal 9turun peranakan)
-          Korpus perineum dan lubang dubur (anus) menjadi atrofi , lemak sekitarnya hilang. Tonus otot lingkar anus hilang pula sehingga terjadi   inkontinensia alvi (tidak dapat mengendalikan/ menahan buang air besar)
-          Dinding kandung kemih  mengalami atrofi, aktivitas kendali ototnya hilang pula, infeksi mudah terjadi. Keluhan dapat berupa sering berkemih, susah berkemih atau tidak dapat menahan untuk berkemih.
-          Payudara menajdi datar dan kendur. Putting susu menjadi kecil dan kurang erektil, pigmentasinya juga berkurang.

Gambar 4. Perubahan-perubahan pada klimakterium

2.      Organ pencernaan
Terjadi perubahan pada kerja usus halus dan besar. Menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat. Kemampuan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus dan besar yang lambat menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi (sembelit).
3.       Organ muskuloskeletal
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon estrogen dan hormon paratiroid. Tulang mengalami dekalsifikasi (pengapuran) artinya kalsium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang. Osteoporosis adalah tulang-tulang menjadi rapuh sehingga mudah terjadi patah tulang, nyeri punggung, dan lain-lain. Patah tulang terutama terjadi pada persendian paha. Tercatat 85% wanita mengalami hal ini, paling sering terjadi sekitar 10 tahun setelah menopause. Proses menua pada persendian, terutama sendi penopang berat badan memberikan gejala dini berupa nyeri serta kaku sendi setelah istirahat.
4.      Organ cardiovaskular
Perubahan sistem jantung dan pembuluh darah terjadi karena adanya perubahan metabolisme, menurunnya estrogen, menurunnya pengeluaran hormon paratiroid. Hubungan emosi dengan sistem ini menimbulkan jantung mudah berdebar. Meningkatnya hormon FSH dan LH dan rendahnya estrogen dapat menimbulkan perubahan pembuluh darah. Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher, dan tengkuk menimbulkan rasa panas yang disebut “hot flushes”. Badan terasa panas. Penimbunan kolesterol pada pembuluh darah menimbulkan penyakit jantung koroner. Permulaan penyakit hipertensi juga banyak terjadi selama masa klimakterium. Selain itu dapat juga terjadi hiperkolesterolemia (peninggian kadar kolesterol dalam darah) dan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
5.      Perubahan-perubahan lainnya
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit:
-          Lemak bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendor.
-          Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.
-          Otot bawah kulit muka mengendor sehingga jatuh dan lembek.
-          Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
-          Kenaikan berat badan ringan terjadi pada kurang lebih 29% wanita klimakterium, penyebaran lemak terutama ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah, dan lengan atas.Terjadi virilisasi yaitu menurunnya tanda/sifat feminim dan terjadinya maskulinisasi akibat perubahan hormonal

No comments:

Post a Comment